Second Chance for Trafficked Sumatran Tigers Leony and Eva

SCROLL DOWN FOR INDONESIAN TRANSLATION - BAHASA INDONESIA DI BAWAH!

My name is Kartini, I’m from Europe and living in Indonesia since 2009. Through this fundraising campaign, I wish to talk to you about something that is furry, stripy and has long whiskers. No, don’t worry, I won’t tell you about my cat (though she’s adorable!). Instead I wish to talk to you about Leony and Eva, two beautiful female Sumatran tigers.

Leony and Eva were living in a private home in Jakarta and an illegal zoo in West Java respectively. They were both rescued by the West Java Department of Natural Resources Management in collaboration with Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI), a non-profit organization which rescues, rehabilitates and releases endangered wild animals displaced by either habitat destruction (e.g. forest fires) or trafficking. ASTI is based in Bogor, West Java, right outside Jakarta on Java island.

Wildlife trafficking is a huge business in Indonesia, resulting in countless numbers of endangered animals being caught by poachers and ending up in illegal markets (including for medicinal drugs) or being kept as pets. Sadly, tigers are not spared from these highly profitable criminal activities! In April 2016 the World Wildlife Fund (WWF) and the Global Tigers Forum stated that while the global tiger population had increased for the first time in a century, the number of tigers in Indonesia had unfortunately continued to decrease due to rampant deforestation (notably for oil palm plantations) and trafficking. Today it is estimated that there are only about 400 Sumatran tigers left in the wild, which makes the Sumatran tiger a ‘Critically Endangered’ species on the brink of extinction.

When I was at ASTI, I had the chance to see and get close to Leony and Eva, and was instantly impressed by the majestic beauty and powerful energy of these creatures. It contrasted so much with their past story and made me wonder once again: “how can such animals emanate so much power by their own presence, and yet be so vulnerable to the irresponsible action of humans?” These noble animals should be roaming in their natural habitat in the forests of Sumatra, not spending their lives in cages or enclosures.

While many other organizations are working on the important aspects of habitat protection/restoration, law enforcement and community involvement for tiger conservation, ASTI works directly with trafficked tigers and is determined to return Leony and Eva to the wild. To this end, ASTI is constructing a rehabilitation enclosure for the tigers, and is working on a strategy for their future relocation to a suitable facility in Sumatra where they will receive final rehabilitation before release.

There is still however a long way to go to prepare Leony and Eva for their new life, and in the meantime ASTI needs support to start to rehabilitate them and to maintain them in a healthy and strong condition, while taking care of more than 70 other rescued animals currently staying at ASTI (including Sumatran and Bornean orangutans, gibbons, leopard cats and lots of birds from Java and Papua). This is why I am now launching this fundraising campaign to help Annette Elizabeth Pipe and Andy Sean Kindangen (co-founders of ASTI) and their dedicated team to continue providing food (a tiger needs on average 5kg of meat per day) and medical care for Leony and Eva. The goal is to raise US$ 13,200 for one full year, so your generous support is highly welcomed and appreciated!

With US$ 20, one tiger can be taken care of for one day

With US$ 140, one tiger can be taken care of for one week

With US$ 550, one tiger can be taken care of for one month

Can you help ASTI to take care of Leony and Eva while they prepare them for a second chance at life?

By donating, you are not just helping Leony and Eva, but you are contributing to the safeguarding of one of Indonesia’s unique heritages that the world can no longer afford to lose at the hands of poachers and traffickers.

Many thanks in advance for your support, and please spread the word!

If you wish to know more about ASTI before making a donation, please have a look at: https://www.facebook.com/AnimalSanctuaryTrustIndonesia/ and Twitter: @ASTIndonesia

ASTI's website (www.animalsanctuarytrustindonesia.org) is temporarily unavailable while being restored from a hacking event. Sorry for the inconvenience

***************

Nama saya Kartini, saya berasal dari Eropa dan tinggal di Indonesia sejak 2009. Dengan kampanye penggalangan dana ini, saya ingin bercerita tentang seekor hewan berbulu, bergaris, dan memiliki kumis panjang. Jangan khawatir, saya tidak akan bercerita tentang kucing saya (meskipun dia menggemaskan!). Sebaliknya, saya ingin berbicara tentang Leony dan Eva, dua ekor harimau betina Sumatera yang megah.

Leony dan Eva masing-masing tinggal di kediaman pribadi warga Jakarta dan kebun binatang ilegal di Jawa Barat. Mereka berdua diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat bekerja dengan Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI) yang menyelamatkan, merehabilitasi, dan mengembalikan satwa liar yang terancam puna dan terlantar karena kerusakan tempat asal meraka (misalnya kebakaran hutan) atau perdagangan satwa ilegal. ASTI sendiri berada di Bogor, Propinsi Jawa Barat, Pulau Jawa

Perdagangan satwa ilegal adalah bisnis besar di Indonesia, mengakibatkan tak terhitung banyaknya satwa langka terancam puna yang tertangkap oleh pemburu dan berakhir di pasar ilegal (termasuk sebagai bahan untuk membuat obat-obatan) atau disimpan sebagai hewan peliharaan. Sayangnya, harimau tak luput dari kegiatan kriminal tersebut yang sangat menguntungkan ini! Pada bulan April 2016 World Wild Fund (WWF) dan Global Tiger Forum, sebuah lembaga internasional antar pemerintah yang berusaha melestarikan harimau liar, menyatakan bahwa walaupun populasi harimau dunia meningkat untuk pertama kalinya dalam satu abad, jumlah harimau di Indonesia, sayangnya, terus menurun akibat penggundulan hutan (terutama untuk perkebunan kelapa sawit) dan perdagangan satwa ilegal. Saat ini diperkirakan hanya ada sekitar 400 harimau Sumatera yang tersisa di alam liar, yang membuat satwa liar ini berada di ambang kepunahan (critically endangered species).

Sewaktu mengunjungi ASTI, sayaberkesempatan untuk melihat dan mendekati Leony dan Eva, dan saya langsung terkesan dengan kemegahan dan energi yang kuat dari kedua hewan ini. Hal ini membuat saya bertanya-tanya sekali lagi: "Bagaimana hewan seagung itu dapat bisa begitu rentan terhadap tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab?". Satwa mulia ini seharusnya berkeliaran di habitat alami mereka di hutan Sumatera - tidak menghabiskan hidup mereka di kandang tertutup.

Walaupun banyak organisasi lain bekerja untuk melindungi habitat harimau, menegakan hukum, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melesatarikan harimau -tentunya semuanya penting dalam usaha konservasi satwa langka tersebut- ASTI bekerja langsung dengan harimau yang diperdagangkan dan bertekad untuk mengembalikan Leony dan Eva kembali ke alam liar. Dalam hal ini, ASTI sedang membangun sebuah kandang besar rehabilitasi untuk harimau, dan berusaha untuk mengirim mereka ke sebuah fasilitas khusus harimau di Sumatera dimana mereka dapat direhabilitasi sebelum dikembalikan kealam liar.

Namun demikian, semua usahah ini masih jauh dari kenyataan, dan, untuk sementara ini, ASTI memerlukan dukungan untuk menjaga agar Leony dan Eva tetap dalam keadaan memadai, selain mengurus lebih dari tujuh puluh satwa liar lainnya yang saat ini dalam perlindungan di ASTI (termasuk Orangutan Sumatera dan Kalimantan, siamang, harimau tutul dan berbagai jenis burung berasal dari Pulau Jawa dan Pulau Papua). Oleh sebab itulah saya ingin melakukan kampanye penggalangan dana ini untuk membantu Annette Elizabeth Pipe dan Andy Sean Kindangen (parapendiri ASTI), serta tim mereka yang sangat berdedikasi untuk terus merawat kebutuhan Leony dan Eva, baik makanan maupun kebutuhan medis. Seekor harimau membutuhkan kira-kira 5 kg daging per hari! Tujuan dari kampanye ini adalah mengumpulan dana sebesar AS$ 13,200 untuk membantu perwatan Leony dan Eva selama setahun. Dukungan anda akan sangat dihargai!

Dengan AS$ 20, seekor harimau dapat dirawat selama sehari;
Dengan AS$ 140, seekor harimau dapat dirawat selama seminggu;
Dengan AS$ 550, seekor harimau dapat dirawat selama sebulan.

Dapatkah anda membantu ASTI untuk merawat Leony dan Eva sehingga lembaga ini dapat mempersiapkan kedua satwa langka ini untuk diembalikan ke alam liar?

Dengan sumbangan anda, anda tidak hanya membantu Leony dan Eva, tetapi juga berkontribusi pada upaya perlindungan salah satu warisan khas Indonesia yang tak boleh punah begitu saja di tangan para pemburu dan pedagang satwa liar!

Terima kasih banyak atas dukungan anda! Bantulah sebar kampanye ini!

Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang ASTI sebelum membuat donasi, silahkan kunjungi situs resmi ASTI pada: http://www.animalsanctuarytrustindonesia.org/